Randugunting merupakan salah satu kelurahan yang berada di kecamatan Tegal Selatan, Kota Tegal, provinsi Jawa
Tengah, Indonesia. Konon, orang yang membabad wilayah
ini bernama mBah Sewajaya. Dia berasal dari Ungaran dan salah satu pengikut
Amangkurat I yang banyak melahirkan para santri. Mbah Sewajaya, meninggal di Randugunting dan
dimakamkan di Pesarean Kemuning Randugunting jalan Merpati. Disebut Pesarean
Kemuning, karena di tengah tengah jalan tumbuh pohon Ke¬muning besar. Pada
tahun 1930, seorang warga bernama Data nekad menebang pohon Kemuning, namun
sesudahnya ia menjadi gila.
Menurut "Buku Asal usul Desa
Randugunting", daerah ini sebelum menjadi Kelurahan, tahun 1910 an
merupakan desa kecil/pedukuhan; di mana dulu Bekelnya terkenal dengan sebutan
Bekel Kondor atau Bekel Bolang atau sebagainya. Pada
tahun 1919, pedukuhan tersebut sampai Pekauman, Kemandungan, Krobokan dan
sebagainya dipersatukan dengan nama Bekel Daupan. Saat itu yang menjadi Bekel
adalah M. Setyowardoyo, termasyhur dengan sebutan Bekel Mas Tja sampai tahun
1925 pada saat Patih Kabupaten Tegal R. Sastrosudirdjo. Patih ini ada kaitan
dengan berdirinya SD 12 yang sekarang SD Negeri Randugunting 1. Sebab dulu SD ini dikenal sebagai SD
Sastrosudirdian.
Pada tahun 1925 Bekel Daupan berubah kembali menjadi desa desa kecil seperti; Randugunting, Pekauman, Kemandungan. Kraton dan Tegalsari. Pada waktu itu Bekel Desa Randugunting dijabat oleh H. Moh. Usman dari tahun 1925 sampai 1945.
Daerah ini mengapa dinamai Randugunting, karena di sebelah barat makam Kemuning terdapat dua pohon Randu yang tumbuh seperti Gunting. Pohon ini sebelum ditebang pada tahun 1920, merupakan satu satunya petunjuk bagi para nelayan untuk mengenal arah selatan pada waktu itu.
Pada tahun 1925 Bekel Daupan berubah kembali menjadi desa desa kecil seperti; Randugunting, Pekauman, Kemandungan. Kraton dan Tegalsari. Pada waktu itu Bekel Desa Randugunting dijabat oleh H. Moh. Usman dari tahun 1925 sampai 1945.
Daerah ini mengapa dinamai Randugunting, karena di sebelah barat makam Kemuning terdapat dua pohon Randu yang tumbuh seperti Gunting. Pohon ini sebelum ditebang pada tahun 1920, merupakan satu satunya petunjuk bagi para nelayan untuk mengenal arah selatan pada waktu itu.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar