PURBAYASA
Purbayasa
merupakan salah satu desa yang berada di Kecamatan Pangkah, Kabupaten Tegal
Provinsi Jawa Tengah Indonesia. Konon salah satu nenek moyang yang
pernah hidup di lingkungan Desa Purbayasa Kecamatan Pangkah, berjuluk mBah
Suraguna. Kabarnya, selain mBah Suraguna sakti mandraguna juga diyakini
masyarakat sebagai cikal bakal sesepuh yang ahli dalam bidang pertukangan kayu.
Diceritakan, pada tahun 1828 di mana Bupati Tegal dijabat Raden Mas Agung
Reksonegoro VI, mBah Suraguna diminta bupati untuk membikin sebuah blandar
Pendopo. mBah Sura¬ guna pun menyanggupi. Tapi sialnya,
begitu blandar mau dipasang, seketika ukuran berkurang dari satu meter.
Kenyataan itu membuat Kanjeng Bupati menjadi marah besar. Karena itu mBah
Suraguna diancam hukuman pancung.
"Suraguna, andai saja sira
tidak bisa mengembalikan ukuran blandar sebagaimana mestinya. Hukumanmu adalah
hukum pancung." demikian Kanjeng
Bupati mengancam Mbah Suraguna.
"Nuwun inggih Kanjeng Pati.
Hamba siap dihukum pancung, tapi hamba mohon pada, Kanjeng Pati supaya hamba
diberi luang waktu barang 40 hari. Sekiranya blandar pendopo tidak kembali pada
ukuran semula, kepala hamba siap dipancung." ujar Suraguna. Konon, pada 40 hari yang telah ditentukan, ukuran kayu blandar mampu
dikembalikan sebagaimana mestinya dengan cara ditarik-tarik menggunakan tangannya
sendiri.
Sejak itu mBah Suraguna kesohor
sebagai ahli pertukangan kayu di wilayah Tegal dan sekitarnya. Kini, anak cucu
keturunan mBah Suraguna. ahli dalam bidang pertukangan kayu.
Selain
itu, Desa Purbayasa merupakan daerah pedesaan yang dilimpahi berkat tanah
pertanian yang subur tumbuhan yang menghijau, di atas tanah yang datar
ditumbuhi pepohonan, semak belukar yang lebat. Desa Purbayasa berdekatan
dengan Desa Dermasandi dan Balamoa sebagai pos pejuang Republik Indonesia.
Tidak mengherankan saat Desa Purbayasa pernah diporak porandakan oleh kompeni
bangsa Belanda, rumah-rumah dirusak bahkan ada yang tertembak sebagai saksi
hidup Mbah Tiwen dan warga banyak membantu perang.
Setelah perang kemerdekaan
berakhir, atas dukungan camat, tokoh masyarakat seperti Juragan Wasngad,
Juragan Dipa, Kyai Marjuki, Kyai Muhyi, Kyai Dasuki dan Kyai Abdurahman
mengadakan musyawarah dengan masyarakat untuk mengurus rumah tangga pemerintah.
Rapat-rapat
melibatkan masyarakat kemudian digelar, tidak lupa pula inspeksi dan pemerintah
kecamatan dan pemerintah kabupaten untuk memastikan kesiapan masyarakat Desa
Purbayasa. Setelah persiapan matang dilakukan pada tahun 1946, kepemimpinan
baru untuk mengatur pemerintahan Desa Purbayasa sebagai desa otonomi di wilayah
Kecamatan Pangkah sebagai kepala desa terpilih Bapak Rais.
Desa
Purbayasa kemudian menjadi desa yang berkembang ramai, hal ini dibuktikan
dengan adanya pendatang yang ingin menetap dan tinggal. Desa Purbayasa pantas
menjadi desa berkembang karena memiliki jalan raya yaang strategis
menghubungkan transportasi perekonomian antara Balamoa-Banjaran sehingga
menjadi ramai kesejahteraan masyarakat meningkat dapat dilihat dari rumah-rumah
semakin padat dibuat dari beton yang telah memenuhi standar kesehatan dan
keindahan.
Nb : Kepala Desa Purbayasa
Nb : Kepala Desa Purbayasa
Tidak ada komentar:
Posting Komentar