Stasiun Kudaile(KDE) merupakan stasiun mati yang terletak di petak antara stasiun Slawi(SLW) dan stasiun Banjaran(BJN),sekitar 600 meter arah utara dari perempatan langon Trayeman,(PJL 26).dulunya stasiun ini merupakan stasiun untuk menaik turunkan penumpang kereta lokal Tegal Prupuk yang waktu itu masih ditarik dengan lokomotif uap,selain itu stasiun ini dulu juga dijadikan gudang penyimpanan hasil bumi seperti tebu,singkong,kayu jati,dll.tidak jauh dari stasiun ini ada lahan tebu milik rakyat dan ada rel lori mati yang membentang dari timur kebarat,diduga rel mati tersebut membelok ke selatan dan mengikuti arah rel yang sekarang masih hidup(rel TG – PPK) yang berujung di gudang penyimpanan hasil bumi.sekarang stasiun ini menjadi rumah warga dan menjadi tempat usaha toko bunga pemilik rumah tersebut.yang lewat stasiun ini pun hanya kereta ketel(kereta tanker pengangkut minyak pertamina) dan Kaligung.Stasiun Kudaile yang terlihat sekarang hanyalah bangunan stasiun,bekas wesel ke spoor 2,bekas peron,dan plang aset dari PT.KAI yang ditemukan tidak jauh dari bangunan stasiun. Berikut yang kami temukan di lapangan:
Gambar 1 Plang aset dari PT.KAI yang ditemukan tidak jauh dari bangunan stasiun.
Gambar 2 Rel yang ditandai merah adalah rel belok yang mengarah ke jalur2,sedangkan yang hijau merupakan jalur Tegal Prupuk yang sekarang masih aktif.
Gambar 3 Stasiun Kudaile yang sekarang menjadi rumah warga dan toko bunga.
Gambar 4 Stasiun kudaile hanya mempunyai 1 pintu ke peron.
Di lapangan tidak ditemukan plang nama stasiun dan ketinggianya dari permukaan laut, gudang yang digunakan untuk menyimpan hasil bumi,sinyal muka dan sinyal masuk.
Banyak pihak yang mengatakan bahwa bangunan ini adalah halte seperti halte klampok di petak TG BB,dilihat dari bangunanya yang kecil memang seperti halte,tetapi dilihat dari fungsinya dahulu seperti stasiun kelas 3.sampai sekarang belum diketahui apakah dulunya bangunan ini stasiun atau halte,sepertinya kita memang harus kembali ke tahun 1970an smbr railfans tegal
Tidak ada komentar:
Posting Komentar